
Allah adalah tuhan umat muslim. Muncul banyak pertanyaan dari manakah asal mula kata Allah, bukan dzat Allah tapi lafadnya. Jangan sampai gagal paham.
Para Ulama ahli membahas bagaimana asal usul kata Allah. Dalam Pembahasan ini yang tinjau adalah bahasa kata Allah.
Pertama, Kata Jamid
Allah
Pendapat di atas adalah pendapat Ibnul Arabi (w. 543), Abul Qasim as-Suhaili (w. 581), ar-Razi (w. 606), dan termasuk salah satu pendapat Sibawaih.
Mereka memberikan alasan, kata Allah tidak memiliki kata asal, Sementara nama Allah itu qadim, sementara sesuatu yang qadiim tidak memiliki asal.
Kedua, Musytaq
Pendapat yang kedua mengatakan bahwa kata Allah adalah kata musytaq atinya kata turunan yang memiliki kata dasar.
Pendapat ini mengambil dalil dari firman Allah,
“Dialah ‘Allah’ di langit dan di bumi..” (QS. al-An’am: 3)
Dalil diatas memberi penegasan bahwa kata Allah merupakan sifat sang pencipta. Supaya bisa dipahami dengan baik kata Allah di kembalikan pada kata asalnya yaitu al-ilah artinya Tuhan yang disembah. Dengan terjemah, “Dialah Sang Tuhan yang disembah di langit dan di bumi.”
Ibnul Qayyim mengatakan,
Karena itulah, pendapat yang benar bahwa kata Allah berasal dari kata al-Ilah (Sang Tuhan yang disembah), yang ini merupakan pendapat Sibawaih dan mayoritas pengikutnya, kecuali sebagian kecil yang tidak sepakat dengannya. Dan bahwa nama Allah Ta’ala adalah nama yang menggabungkan semua makna dari asmaul husna dan sifat-sifat-Nya yang mulia. (Bada’i al-Fawaid, 2/473).
Kalau kata Allah adalah kata turunan, lalu apa asal usul dari kata Allah?
Inilah pendapat Ulama ahli bahasa:
[1] Kata Allah berasal dari kata al-Ilaah
Dan kata ilaah merupakan masdar yang bisa bermakna isim fa’il (pelaku) dan bisa juga isim maf’ul (objek perbuatan).
[2] Kata Allah berasal dari kata laaha – yaliihu
Dari isyarat pendapat ini mengapa diberi nama ‘Allah’ karena Dia Dzat yang tersembunyi dari semua makhluk-Nya. (I’rab al-Quran wa Bayanuhu, Muhyiddin Darwisy, 1/9)
Related Post "Inilah Asal-muasal Kata Lafadz “Allah”"